top of page
Search

Pentingnya Kepemimpinan Birokrasi yang Efektif dalam Mendorong Reformasi Birokrasi Indonesia

Refleksi dari Konsep Figur Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Naskah Sunda Buhun Kabuyutan Ciburuy


Pendahuluan

ree

Reformasi birokrasi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran kepemimpinan yang kuat dan efektif. Transformasi birokrasi menjadi sebuah organisasi yang transparan, akuntabel, dan responsif pada kebutuhan publik memerlukan pimpinan yang mampu menggerakkan perubahan tersebut secara konsisten dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, mengkaji nilai-nilai kepemimpinan dari kearifan lokal menjadi sangat penting untuk menemukan model kepemimpinan yang tidak hanya profesional, tetapi juga beretika dan berbudaya.

Salah satu sumber nilai tersebut adalah Skriptorium Naskah Sunda Buhun dari Kabuyutan Ciburuy, yang memuat berbagai ajaran kepemimpinan kuno dengan prinsip yang tetap relevan hingga saat ini (Suryani, 2012). Kajian ini bertujuan menghubungkan konsep kepemimpinan dari naskah tersebut dengan kebutuhan reformasi birokrasi Indonesia masa kini.

Konsep Figur Pemimpin dalam Naskah Sunda Buhun

Naskah Sunda Buhun, terutama Sanghyang Siksakandang Karesian dan Sanghyang Hayu, memberikan gambaran figur pemimpin ideal yang menggabungkan aspek moral, spiritual, dan sosial. Pemimpin yang diidealkan bukan hanya seorang penguasa, melainkan sosok dengan karakter yang lengkap dan berimbang (Darsa, 1998; Hastuti et al., 2021).

Karakteristik Pemimpin Ideal

Konsep pangimbuhning twah menjelaskan karakter utama yang harus dimiliki pemimpin, seperti ketelitian, kejujuran, ketekunan, keberanian, dan etika kerja tinggi. Misalnya, pemimpin harus bersikap tidak konsumtif (emét) agar terhindar dari perilaku korupsi, serta memiliki sifat bijaksana dan rasional (widagda) agar dapat mengambil keputusan yang tepat (Suryani, 2012).

Selain itu, terdapat pula pedoman dasa prasanta yang menggarisbawahi pentingnya pendekatan manusiawi dalam memimpin, seperti bersikap ramah, membujuk, memuji, dan mampu menginspirasi bawahannya dengan cara yang membangun (Suryani, 2012).

Prinsip Astaguna dan Tiga Rahasia

Pemimpin juga harus berpegang pada prinsip astaguna, yaitu delapan kebijaksanaan yang meliputi kelembutan, ketegasan, wawasan luas, ketangkasan, ketepatan, keuletan, kejujuran, dan keterbukaan terhadap kritik. Hal ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara ketegasan dan empati dalam memimpin (Darsa, 1998; Hastuti et al., 2021).

Konsep tiga rahasia yang berisi lima belas karakter lebih lanjut menegaskan perlunya pemimpin yang bijak, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mengelola komunikasi efektif dengan bawahan dan masyarakat (Suryani, 2012).

Fungsi Pemimpin yang Holistik

Pemimpin yang ideal harus menjalankan berbagai peran sekaligus: sebagai pengarah (leader), pengelola (manajer), motivator (commander), inovator (entrepreneur), pendidik (teacher), dan pelayan masyarakat (servicer). Peran ini menuntut kemampuan yang komprehensif, tidak hanya dalam mengatur, tetapi juga dalam membangun hubungan sosial yang harmonis (Suryani, 2012; Hastuti et al., 2021).

Relevansi Konsep Ini dalam Reformasi Birokrasi

Nilai-nilai kepemimpinan Sunda Buhun memberikan kerangka yang kaya bagi pengembangan kepemimpinan birokrasi modern. Integritas dan kejujuran yang ditekankan sangat penting untuk mengikis budaya korupsi yang masih melekat (Amanah et al., 2023).

Pendekatan kepemimpinan yang mengedepankan silih asih, silih asah, dan silih asuh (saling menyayangi, mengasah, dan membimbing) mendorong terciptanya birokrasi yang tidak hanya efisien tetapi juga humanis (Suryani, 2012).

Selain itu, kemampuan berinovasi dan adaptasi yang ditekankan dalam peran entrepreneur relevan dengan kebutuhan birokrasi untuk terus bertransformasi sesuai perkembangan zaman (Hastuti et al., 2021).

Implikasi Praktis bagi Kepemimpinan Birokrasi Indonesia

Untuk mendorong reformasi birokrasi yang efektif, perlu dilakukan pengembangan karakter dan kompetensi pimpinan birokrasi berdasarkan nilai-nilai tersebut. Program pelatihan dan pendidikan birokrat hendaknya menanamkan sikap jujur, tekun, terbuka terhadap masukan, dan mampu memotivasi bawahan secara konstruktif (Amanah et al., 2023).

Selain itu, birokrasi harus mengadopsi paradigma pemimpin sebagai pelayan masyarakat yang penuh empati dan mampu membangun komunikasi yang baik dengan berbagai pihak. Hal ini mendukung terciptanya iklim kerja yang kondusif bagi perubahan (Suryani, 2012).

Tantangan dan Peluang

Meski kearifan lokal menawarkan solusi, penerapannya di birokrasi modern tidak tanpa tantangan. Globalisasi dan perubahan sosial yang cepat dapat mengikis nilai-nilai tradisional. Selain itu, masih adanya resistensi internal terhadap perubahan dan kurangnya penguasaan terhadap nilai-nilai lokal menjadi hambatan nyata (Suryani, 2012).

Namun, integrasi nilai-nilai ini dalam reformasi membuka peluang memperkuat identitas budaya dan membangun birokrasi yang tidak hanya profesional tetapi juga beretika dan dekat dengan masyarakat (Hastuti et al., 2021).

Kesimpulan

Kepemimpinan birokrasi yang efektif sangat menentukan keberhasilan reformasi birokrasi Indonesia. Dengan mengadopsi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Skriptorium Naskah Sunda Buhun Kabuyutan Ciburuy, pemimpin birokrasi dapat mengembangkan gaya kepemimpinan yang berintegritas, humanis, dan inovatif.

Pemimpin yang mampu menginternalisasi nilai-nilai tersebut akan menjadi figur yang dicintai dan dihormati, sekaligus mampu membawa perubahan positif yang berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat luas (Suryani, 2012; Amanah et al., 2023).


Daftar Pustaka :

Amanah, D. A., Nurbayani, S., Komariah, S., & Nugraha, R. (2023). Dinamika peran perempuan Sunda dalam kepemimpinan politik era modern. Jurnal Analisa Sosiologi, 12(2). https://doi.org/10.20961/jas.v12i2.70660

Darsa, U. A. (1998). Sanghyang Hayu. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Hastuti, I. S., Kunkurat, K., Priangi, A., & Sonjaya, R. (2021). Sunda’s local assistance in leadership. Journal Sampurasun, 7(1). https://doi.org/10.23969/sampurasun.v7i1.3166

Suryani, E. S. N. (2012). Konsep figur pemimpin dan kepemimpinan yang terungkap dalam skriptorium naskah Sunda Buhun Kabuyutan Ciburuy. Makalah Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara.

 
 
 

Comments


bottom of page