top of page
Search

Kenalan Yuk! Ada Dua 'Kapten' yang Menjaga Kapal Ekonomi Indonesia

ree

Pernahkah Anda bertanya-tanya, kenapa harga-harga barang kadang naik gila-gilaan? Atau kenapa pemerintah tiba-tiba gencar membangun jalan tol di mana-mana? Atau mungkin, kenapa cicilan KPR Anda bunganya bisa naik atau turun?

Jawabannya ada di tangan dua "kapten" super penting yang bertugas menjaga "kapal" ekonomi Indonesia agar tetap berlayar dengan stabil. Dua kapten ini adalah Pemerintah dan Bank Indonesia. Masing-masing memegang kendali yang berbeda, yaitu Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter.

Meski namanya terdengar rumit, konsepnya sebenarnya sederhana dan sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Yuk, kita bedah satu per satu dengan bahasa yang santai!

Kapten Pertama: Pemerintah dengan "Dompet Negara" (Kebijakan Fiskal)

Bayangkan mengelola negara itu seperti mengelola keuangan rumah tangga, tapi dalam skala raksasa. Inilah tugas Pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Mereka memegang kendali Kebijakan Fiskal, yang intinya adalah mengatur pemasukan dan pengeluaran negara.

  • Pemasukan Negara dari Mana? Sumber utamanya adalah pajak yang kita bayarkan. Mulai dari PPN saat kita jajan di kafe, Pajak Penghasilan (PPh) dari gaji kita, sampai pajak kendaraan bermotor.

  • Uangnya Dipakai untuk Apa? Uang pajak ini kemudian digunakan untuk belanja negara. Contohnya banyak sekali:

    • Membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, sekolah, dan rumah sakit.

    • Membayar gaji para Aparatur Sipil Negara (ASN), guru, polisi, dan tentara.

    • Memberikan subsidi agar harga BBM, listrik, dan pupuk lebih terjangkau.

    • Menyalurkan Bantuan Sosial (Bansos) untuk masyarakat yang membutuhkan.

Secara sederhana, kebijakan fiskal ini seperti gas dan rem ekonomi. Saat ekonomi lesu, pemerintah bisa "menginjak gas" dengan menurunkan pajak atau memperbanyak proyek pembangunan agar uang beredar dan lapangan kerja tercipta. Sebaliknya, saat ekonomi terlalu "panas", pemerintah bisa "mengerem" dengan menaikkan pajak atau menghemat belanja.

Kapten Kedua: Bank Indonesia dengan "Keran Uang" (Kebijakan Moneter)

Jika Pemerintah fokus pada dompet negara, maka Bank Indonesia (BI) fokus pada stabilitas nilai uang Rupiah. Tugas utamanya adalah memastikan jumlah uang yang beredar di masyarakat itu pas, tidak kebanyakan dan tidak kesedikitan. Inilah yang disebut Kebijakan Moneter.

Tujuannya apa? Agar harga-harga barang tetap stabil (ini yang kita sebut mengendalikan inflasi) dan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing seperti Dolar AS tidak anjlok.

Senjata andalan Bank Indonesia adalah Suku Bunga Acuan (BI Rate). Cara kerjanya begini:

  • Saat Harga-Harga Meroket (Inflasi Tinggi): BI akan menaikkan suku bunga. Efeknya, bunga tabungan di bank jadi lebih menarik, sehingga orang lebih memilih menabung daripada belanja. Bunga pinjaman juga jadi lebih mahal, sehingga orang enggan berutang. Hasilnya, peredaran uang melambat dan kenaikan harga bisa diredam.

  • Saat Ekonomi Lesu dan Butuh Dorongan: BI akan menurunkan suku bunga. Bunga pinjaman jadi lebih murah, mendorong pengusaha untuk meminjam modal dan berekspansi. Masyarakat juga jadi lebih tergiptakan untuk mengambil kredit kendaraan atau rumah. Ekonomi pun kembali bergerak.

Jadi, kebijakan moneter ini ibarat setir kapal yang menjaga arah agar laju ekonomi tetap stabil dan tidak oleng diterpa badai inflasi.

Jadi, Apa Pentingnya Buat Kita?

Sangat penting! Setiap keputusan yang diambil oleh kedua "kapten" ini berdampak langsung pada kantong kita:

  • Kebijakan Fiskal menentukan berapa besar pajak yang harus kita bayar, kualitas jalan yang kita lewati setiap hari, dan apakah kita masih bisa menikmati harga Pertalite bersubsidi.

  • Kebijakan Moneter menentukan besaran cicilan utang kita, bunga dari uang yang kita tabung di bank, dan stabilitas harga kebutuhan pokok di pasar.

Kedua kapten ini harus terus berkomunikasi dan bekerja sama. Jika kebijakan mereka selaras, maka kapal ekonomi Indonesia bisa berlayar dengan tenang menuju tujuannya: masyarakat yang lebih sejahtera.

 
 
 

Comments


bottom of page